Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga pemerintah non departemen yang melaksanakan tugas dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Dalam operasionalnya sendiri, BMKG tidak hanya memiliki kantor pusat di Jakarta saja namun juga ada 190 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Bisa dibayangkan tentunya seberapa banyak ASN di bawah naungan BMKG di seluruh Indonesia.
Pandemi dan Kebijakan Work from Home dari Pemerintah
Seperti yang sudah diketahui bersama, jika pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Pemerintah Indonesia sendiri mengambil kebijakan untuk menjalankan kewajiban bekerja dari rumah atau WFH. Kebijakan ini pun dilaksanakan oleh seluruh instansi swasta pun negeri tak terkecuali BMKG. Meski menjalankan WFH, proses monitoring atau pencatatan kehadiran ASN harus tetap dilaksanakan. Mengingat kehadiran menjadi salah satu indikator kedisiplinan ASN dan menjadi elemen perhitungan tunjangan kinerja (tukin) ASN.
Dalam pencatatan kehadiran ASN, BMKG masih memanfaatkan fingerprint dan absensi manual di seluruh Indonesia. Fingerprint tidak menjadi penghalang lantaran selama ini ASN masih bisa melakukan absensi di kantor. Namun model absensi fingerprint tidak lagi berjalan dengan baik ketika kebijakan WFH mulai dilaksanakan.
Solusi Absensi ASN di Masa Pandemi
Dari sinilah, BMKG memutuskan untuk mulai implementasikan presensi online. Sebelum pandemi, BMKG pusat telah menerapkan presensi online terlebih dahulu tepatnya bulan Agustus 2019. Munanta, dari bagian sumber daya manusia (SDM) BMKG pun mengaku jika pihak BMKG merasa terbantu dengan implementasi presensi online selama pandemi.
“Penggunaan aplikasi saat WFH, yang awalnya diterapkan di pusat Agustus 2019 akhirnya pada maret melakukan WFH secara penuh jadi setiap pegawai bisa melakukan absensi dari rumah masing masing, sehingga perhitungan absensi dan tunjangan kinerja tidak berantakan,” ujarnya.
Dalam melaksanakan penggunaan presensi online di kantor BMKG seluruh Indonesia ini, pihaknya mengaku melakukan beberapa langkah sosialisasi. Pihaknya memulai dengan menggunakan surat edaran resmi dari kantor pusat. Kemudian mengunggah video tutorial penggunaan presensi online di YouTube, hingga melakukan sosialisasi secara langsung saat pelaksanaan rapat.
“Surat edaran resmi diturunkan bulan Maret untuk implementasi di seluruh Indonesia,” imbuh Munanta.
Benefit Lainnya dari Penggunaan Presensi Online
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika implementasi presensi online di BMKG pusat sendiri sudah dilaksanakan pada bulan Agustus 2019. Mereka merasa sangat terbantu karena sudah mengimplementasikannya sebelum pandemi merebak di Indonesia. Selain kemudahan dalam melakukan pencatatan saat WFH, benefit lainnya pun dirasakan oleh pihak pengelolaan SDM BMKG . Pihaknya mengaku presensi online ini bisa meminimalisir adanya kecurangan lantaran ASN tidak bisa titip absen menggunakan sidik jari palsu. Selain itu teknologi GPS juga pendukung validitas lokasi ASN yang akan melakukan absen.
Efektivitas dan efisiensi pun dirasakan oleh BMKG setelah menerapkan presensi online ASN. Pihaknya tidak perlu lagi mengunggah atau mengumpulkan data secara manual dari mesin absen fingerprint.
“Di pusat terkendala dengan mesin absensi karena ada beberapa gedung, kebetulan tidak saling terkoneksi atau terintegrasi jadi ambil datanya kesusahan karena secara manual, upload, dan ribet. Nggak harus ambil data dari mesin ke mesin lebih dari 20 mesin dalam lima gedung,” jelas Munanta.
BMKG juga menyebut dengan implementasi presensi online anggaran biaya untuk pengadaan mesin absen pun berkurang. Selain itu, biaya maintenance presensi online terhitung lebih murah.