Pemerintah Kota Bogor sangat serius dalam memperbaiki layanan BRT (Bus Rapid Transit) yang dilakukan oleh TransPakuan dengan memperkenalkan konsep Bogor Bus Intelligent Transport System (BoBITS). Tim Penyehatan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Bogor yang telah ditunjuk sebagai tim yang menyiapkan konsep baru pengelolaan TransPakuan, telah bekerjasama dengan konsorsium perusahaan pendukung.
Rancangan yang didesain Tim Penyehatan PDJT Bogor tak kalah dari Transjakarta. Bus contoh TransPakuan yang telah disiapkan kemudian dibawa dalam pameran transportasi di Gedung Sate Bandung Kamis (17/9/15) dalam peringatan Hari Perhubungan Nasional 2015. Bus contoh TransPakuan dipresentasikan di depan Kementerian Perhubungan dan jajaran Dinas Perhubungan se Jawa Barat.
Peringatan yang dipimpin Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa tersebut turut dihadiri Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Dirut PPD serta jajaran Dinas Perhubungan seluruh Jawa Barat. Seusai upacara Plt Sekda Jabar, Ridwan Kamil dan Walikota Bogor meninjau Bus contoh TransPakuan yang merupakan hasil kerjasama konsorsium dimana AINO dan Gamatechno tergabung di dalamnya. Walikota Bogor menjelaskan konsep BoBITS yang digunakan oleh Bus TransPakuan kepada Ridwan kamil dan Iwa Karniwa.
Manager Business Development Aino, Yuanda Bhima Fesida menjelaskan salah satu teknologi yang digunanakan BoBITS adalah prinsip penghitungan penumpang terintegrasi. Penumpang bisa memanfaatkan kartu elektronik dan menempelkannya saat masuk di pintu depan, lalu menempelkan kembali saat keluar melalui pintu tengah/belakang. Saat penumpang masuk, ada layar monitor yang menunjukkan penumpang naik dan ketika turun angka itu berkurang. Jumlah riil penumpang saat bus berjalan bisa diketahui, sehingga kapasitas penumpang bisa dijaga sesuai dengan kemampuan bus. “Aplikasi kami dapat memonitor penumpang yang diangkut setiap unit bus. Jadi bisa menjadi acuan,” ujar Bhima Fesida.
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto mengklaim, sudah merampungkan sistem transportasi Bogor Bus Inteligent Transports System yang disebutnya BoBITS untuk menggantikan angkot yang melayani transportasi publik warganya. “Kota Bogor membutuhkan paling tidak 300 bus untuk menggantikan angkot,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 September 2015. Bima mengatakan, konsep BoBITS ini disiapkan untuk menjadi tulang punggung pengelolaan transportasi publik di kotanya. “Selama ini tidak ada sistem yang matang untuk mengelola “public-transport” di kota-kota di Indonesia,” kata dia.
Sistem yang digunakan BoBITS ini menggabungkan beberapa teknologi yaitu aplikasi mobile smart passenger sebagai media informasi alternatif dan kanal interaksi bagi pengguna transportasi dan operator atau pemerintah, pembayaran dengan e-ticketing yang memudahkan penumpang dan integrasi antar media transportasi, aplikasi fleets management yang memberikan pemantauan armada/operator secara transparan dan real time, serta control center yang menampilkan pelaporan data komprehensif dan mengendalikan semua sistem. Dengan BoBITS diharapkan Bogor mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan terhadap penumpang, operator, dan pemerintah serta menjadi acuan dan contoh bagi kota–kota besar lainnya untuk menerapkan sistem yang serupa.